Jumat, 15 November 2013

Adis dan Hatinya

aku nggak tau ini kategori cerita apa, yang jelas ini fiksi sih..
baca yaa :) jangan lupa komen ;)

"kamu kenapa giniin aku si fer? aku salah apa sama kamu?"
ya dia Adis teman ku, masalahnya bertambah mumet semenjak pria itu datang. awalnya Adis menyukai Fero laki - laki berkulit putih dengan otak yang benar - benar cerdas. tapi Fero terlalu lama meyakinkan Adis bahwa Fero benar - benar menyukai Adis. sembilan bulan Adis menunggu pernyataan keluar dari mulut Fero tapi nihil sampai seorang laki - laki lain datang mencoba mendekati Adis. Irfan, ya nama laki - laki itu Irfan. Irfan bagaikan mobil balap mendekati Adis, cara dia meyakinkan Adis bahwa dia benar - benar menyayangi Adis akhirnya membuat Adis goyah akan pendirianya. toh Adis juga sudah lelah menunggu Fero selama hampir setahun ini. Adis putuskan untuk memilih Irfan menjadi pangeran hatinya.



tidak Adis sangka. saat classmeeting di sekolahnya dan Fero bermain futsal membela kelasnya, Fero mengenakan nomor punggung sembilan, nomor lahir Adis.
"dis liat deh fero, nomer punggungnya sembilan tuh" kata ku yang saat itu tengah berdiri disamping Adis. kulihat Adis langsung mengalihkan pandanganya pada Fero dan ia langsung terkejut
"saf demi apa itu sembilan? gue nggak salah lihat kan?" tanya Adis yang tdak percaya
"iya itu beneran sembilan dis" ucapku lagi meyakinkan Adis
"oh mungkin nggak sengaja kali dapetnya sembilan" ucap Adis tidak mau terlalu pede

semenjak kejadian itu Adis dilanda dilema besar, keyakinanya pada Irfan seolah - olah goyah hanya karena sesosok laki - laki bernomor punggung sembilan itu. Adis bingung harus bagaimana. sedang Irfan terus menerus membarikan perhatian yang sudah tak lagi sanggup Adis balas. Adis bertekat jujur pada Irfan malam ini.

ditempat ini Adis akan jujur semuanya pada Irfan, semua perasaanya yang belum berubah sejak dulu. soal perasaan Adis yang memang hanya untuk Fero dan tidak akan pernah bisa Adis berikan pada Irfan.
"fan maaf ya" ucap Adis lebih dulu saat Irfan duduk disamping Adis
"maaf untuk apa dis?" tanya Irfan bingung
"aku mau jujur semuanya sama kamu. aku nggak bisa fan sama kamu, kamu tau kan sebelum kamu deket sama aku, aku udah deket sama fero? aku sayang sama fero fan. awalnya aku pikir aku bisa merubah perasaanku sama kamu seiring berjalanya waktu tapi ternyata nggak fan. maaf fan aku nggak bisa" ucap Adis panjang lebar sambil menatap lurus kedepan. Adis tidak berani menatap mata Irfan saat itu
"aku ngerti dis gimana rasanya, tapi aku bakalan ada di samping kamu dis. aku bakalan kuatin kamu saat kamu goyah liat fero" kata Irfan menenangkan Adis
"tapi fan aku bener - bener nggak bisa, udah ya fan kita sampe sini aja. maaf nggak bisa terus sama kamu fan" lalu Adis pergi begitu saja meninggalkan Irfan

esok hari disekolah...
"dis lo putus sama irfan?" tanya ku yang baru saja kembali dari perpustakaan
"he-eh. udah nggak bisa, perasaan emang nggak bisa dipaksa saf" ucap Adis lesu
Fero yang duduk di ujung kelas diam - diam mendengar percakapan kami.

semenjak Adis putus dari Irfan hari - hari yang dilalui oleh Adis kembali seperti saat dimana Adis menunggu kedatangan Fero. satu bulan tak ada perkembangan. dua bulan sama saja masih tetap tak bicara. sampai pada akhirnya berita menyakitkan datang ke telinga Adis
"dis fero jadian sama diva anak kelas sebelah" ucap seorang teman sekelasku yang bernama tuti tadi pagi.

semenjak berita itu tersebar Adis tidak lagi sama seperti dulu. ia jadi malas sekali jika diajak bicara soal cowok di sekolah terutama Fero. Adis benar - benar kecewa dengan perasaanya sendiri. ia tidak menyangka mengapa Fero tega melakukan itu padanya.

"udahlah dis, ada yang lebih baik kok" ucap inne salah satu sahabatku san Adis.
"gue tau ne, gue bertekat buat move on kok dari fero" ucap Adis sungguh - sungguh

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar