Kamu tega banget sama aku. Membiarkan semua kenangan itu
menjadi milikku seorang. Tidakkah kamu ingin memiliki sebagiannya? Kamu yakin
meninggalkan semuanya hanya untukku? Kamu tega sekali paman.
...
Kamu ada disana,
menunggu seorang wanita yang sudah dua puluh lima menit ngaret dari jadwal.
Hebatnya ketika wanita itu datang kamu masih tersenyum dan kamu bilang kamu
juga baru saja sampai. Aku memerhatikan mu sejak pertama kali kamu duduk di
bangku itu. Aku yakin kamu sudah menunggu wanita itu tidak kurang dari dua
puluh lima menit. Kamu sangat baik paman.
Aku sama sekali tidak
pernah menyangka akan bertemu lagi dengan mu disini, di tempat faforit ku,
sebuah cafe dengan perpustakaan di lantai atas. Kenapa kamu ada disini? Mungkin
ini hanyalah kebetulan. Tapi aku ingin tahu apa yang kamu lakukan disini,
apakah melalukan hal yang sama denganku yang hanya memesan secangkir kopi susu
dan langsung terlena dengan berbagai buku disini. Aku mengurungkan niatku untuk
memperhatikanmu ketika dia datang, wanita yang membuatmu menunggu hampir
setengah jam sambil duduk termenung di bangku taman kota. Teryata kamu menunggu
wanita itu lagi. Ku sarankan paman tinggalkan saja wanita itu, dia selalu
membuatmu menunggu untuk waktu yang lama, kali ini memang hanya dua puluh menit
tapi kurasa itu cukup membuat bosan.